Misionaris pertama yang datang ke Lembah Baliem adalah P. Blookdijk, OFM (Apemusi/berjenggot dan berkumis) pada tanggal 19 Januari 1958 dengan peswat Cesna. Pada saat itulah dijadikan sebagai awal mula karya misi gereja katolik berkarya di Lembah Baliem. Kedatangan misionaris katolik pertama melalui lapangan terbang Wamena yang dibangun oleh pemerintah. Setelah pendaratan yang kedua tanggal 15 Februari 1958, misi katolik mulai bergerak dan mengembangkan sayapnya. P. Blokdijk yang dapa bantu sama Anton Amo dengan Dionisius L Maunda, segera mendapat anak-anak asli dari Wesaima sama Wesaput. Bulan Februari tu pater dia dapat tanah dengan ukuran 60x90 meter dia beli dengan dua (2) parang. Kemudian dia bangun pastoran di Wesaima terus kumpul anak-anak untuk dia didik/ kasih sekolah. Waktu itu ada 6 anak yang bisa dikumpulkan antara lain tu Niko Hubi.
Bulan Maret 1958 P. Blokdijk mulai kunjungan keluar dari orang-orang Mukoko, yakni ke wilayah Hubikiak sama Welesi. Sementara itu anak-anak sudah tambah banyak yang dikumpulkan sudah ada 12 anak, tapi tra lama kemudian dia pu jumlah tu berkurang jadi 7 orang saja, terus bulan April tambah lagi jadi 10 orang terus bulan Mei menjadi 12 anak. Tanggal 26 April 1958 mulai pakai pastoran baru. Bulan Mei 1958, Gereja/kapela su selesai dorang bangun dengan bahan lokal di Wesaima. Kapela yang bisa tampung 40-50 orang itu mulai dipakai pertama kali pada hari pantekosta. Karena anak-anak tambah banyak maka P. Blokdijk berencana untuk buka pendidikan formal.
Sampai akhir tahun 1959, misionaris Fransiskan tambah banyak. Pada awal bulan november 1959 SD katolik dibuka dengan jumlah murid sekitar 30 orang. Tanggal 19 januari 1960 dua (2) suster Fransiskanes dari Belanda tiba di wesaima. Kedua suster tersebut adalah Sr. Casmira Dsy dan Sr. Odulfa Dsy. Mereka mendirikan rumah sederhana sebagai susteran disamping pastoran di wesaima, tahun 1960 gereja Katolik mulai buka stasi secara permanen di sebelah timur kantor polisi yang sekarang dorang pake sebagai kantor Lurah Kota. Disitu gereja dibangun oleh Br. Ambrosius Dorkas, OFM. Lonceng gerejanya diberkati tanggal 22 November 1960. Setelah itu tra lama kemudian gereja pindah ke sebelah selatan di dekat Kali Uwe, yakni di Patikuluba, yang sekarang dorang kenal dengan kompleks Misi Katolik Wamena.
Keadaan Geografis, Budaya, Sosial Masyarakat Wilayah Paroki “Kristus Jaya” Wamena terletak di jantung kota Wamena. Yang adalah pusat kota di Kabupaten Jayawijaya. Wilayah paroki ini berbatasan dengan Paroki Pugima, Paroki Hepuba, Paroki Pikhe sama Paroki Welesi. Dia pu keadaan alam cukup indah, dingin, curah hujan cukup tinggi, dan dengan ketinggian 5.000 kaki diatas permukaan laut. Paroki Kristus Jaya Wamena sebagaian umatnya tu masuk wilayah Distrik Wamena Kota dan dua kring masuk wilayah Distrik Asolokobal Kabupaten Jayawija. Jumlah penduduk di Distrik Wamena kota ini berdasarkan data pemerintah ada 40.370 jiwa. Yang terdiri dari agama kristen (27,175 jiwa), Katolik (8.685 jiwa), Islam (4.467 jiwa), Hindu (33 jiwa), dan Budha (10 jiwa).
Keadaan Geografis, Budaya, Sosial Masyarakat Wilayah Paroki “Kristus Jaya” Wamena terletak di jantung kota Wamena. Yang adalah pusat kota di Kabupaten Jayawijaya. Wilayah paroki ini berbatasan dengan Paroki Pugima, Paroki Hepuba, Paroki Pikhe sama Paroki Welesi. Dia pu keadaan alam cukup indah, dingin, curah hujan cukup tinggi, dan dengan ketinggian 5.000 kaki diatas permukaan laut. Paroki Kristus Jaya Wamena sebagaian umatnya tu masuk wilayah Distrik Wamena Kota dan dua kring masuk wilayah Distrik Asolokobal Kabupaten Jayawija. Jumlah penduduk di Distrik Wamena kota ini berdasarkan data pemerintah ada 40.370 jiwa. Yang terdiri dari agama kristen (27,175 jiwa), Katolik (8.685 jiwa), Islam (4.467 jiwa), Hindu (33 jiwa), dan Budha (10 jiwa).
Umat katolik Kristus Jaya Wamena adalah umat yang heterogin, (yang terdiri dari berbagai suku sama latar belakang budaya, pendidikan, serta sosial), hampir semua suku di Indonesia ini ada, terutama yang berdomisili di dalam kring dalam kota. Sedangkan yang berdomisili di kring luar kota adalah umat dorang yang homogen (asli Balim). Mata pencaharian mereka bagi yang berdomisili di kring luar kota pada umumnya adalah petani sama peternak. Sedangkan yang berdomisisli di dalam kota adalah pegawai.
Suasana politik di Wilayah Paroki Kristus Jaya ini tra menentu sekali, karena berada di jantung pusat pemerintahan Kabupaten Jayawijaya. Persaingan yang kadang kala tra sehat, egoisme, ketidakadilan, ketidakterbukaan pemerintah dorang, seringkali bikin konflik bisa terjadi.
Segi kesehatan sangat rawan sekali. Dimana-mana ada sampah. Kota yang dulu terkenal dengan keindahannya tu sekarang berubah menjadi kota sampah. Untunglah ada kunjungan Presiden RI, sehingga sampah-sampah itu dorang bisa bersihkan. Belum lama ini ada wabah kolera, yang akhirnya memakan banyak korban. Teruama bagi masyarakat yang bermukim di pinggiran kota. Pelayanan kesehatan di daerah ini sangat terbatas sekali. Memang ada sejumlah Puskesmas dan Postu dan bahkan ada Rumah Sakitnya, tetapi pelayanannya kurang optimal sekali. Selain itu berdasarkan data yang diperoleh, sudah terdapat sejumlah orang yang mengindap HIV/AIDS.
Di kota Wamena ini banyak sarana pendidikan, dari TK, SD, SLTP, SLTA maupun Perguruan Tinggi. Ada yang berstatus Inpres/Negeri dan juga ada yang swasta. Adapun kwalitasnya, ada beberapa yang cukup bagus/bermutu, tetapi pada umumnya cukup memprihatinkan.
DATA AKTUAL PAROKI
DATA AKTUAL PAROKI
- Keadaan Umat
Paroki “Kristus Jaya” Wamena terdiri dari 18 kring, yaitu 7 kring dalam kota dan 11 kring di luar kota. Tahun berdiri Mei 1958. jumlah umat pada saat ini tu ada 7.259 jiwa (5.718 orang sudah dibabtis dan 1.541 orang belum dibabtis). Umatnya Heterogen, yang terdiri dari berbagai suku, budaya mata pencaharaian, tingkat pendidikan dan strata sosial lainnya.
Di dalam menunjang pengembangan iman/kehidupan menggereja umat di Paroki Kristus Jaya Wamena ada beberapa kelompok kategorial, yaitu: kelompok doa Rosario, yang anggotanya mayoritas terdiri dari suku Flores, Kelompok doa Tanimbar yang anggotanya dari suku Tanimbar, kelompok bina iman Toraja, anggotany dari suku Toraja, dan kelompok doa Karismatik , kelompok terakhir ini anggotanya masih sedikit dan terdiri dari berbagai suku.
Selain kelompok-kelompok itu, ada juga kelompok Mudika, WKRI, Misdinar, sama sekolah minggu. Kring IV adalah kelompok kategorial karena anggotanya seluruhnya adalah umat asli suku Balim dan tinggal tersebar di seluruh wilayah paroki Mengapa kelompok ini dijadikan kring? Menurut beberapa informasi tu bahwa tujuannya antara lain tu supaya dapat mempertahankan budaya Balim yang ada di kring-kring kota.
- Unit Pelayanan
Kesehatan: tergabung dalam pelayanan kesehatan dekenat, Pendidikan: Sekolah tu terdiri dari 1 buah TK (2006), 5 SD, 1 SMP, 1 SMA di bawah naungan YPPK. Asrama tu terdiri dari asrama 2 buah (ditangani oleh para suster FSGM sama JMJ) dan asrama putra 2 buah. Kelompok-kelompok gereja 2 komunitas suster (FSGM & JMJ). Pelayan dan Struktur: Paroki Kristus Jaya Wamena ditangani oleh sejumlah anggota Badan Musyawarah Paroki (BMP). Selain pengurus BMP dibantu juga oleh sejumlah wenewolog dan tenaga sukarela lulusan STFT, IPI, APK, STKAT, terutama dalam pendampingan pembinaan iman di kring dan kelompok kategorial. Selain itu juga ada dibantu juga oleh sejumlah akolit dan para suster. Jumlah pelayan: Pastor paroki seorang imam projo, BMP inti: 6 orang, anggota BMP: 17 orang, Guru Agama: 22 orang, ketua kring: 18 orang, Biarawati: 6 orang 9 3 suster JMJ dan 3 suster FSGM), wenewolok: 18 orang, Akolit: 13 orang). Fasilitas Pendukung: Gedung gereja pusat paroki 1 buah, kapela kring 12 buah, Soskat 1 buah, Pastoran 1 buah, rumah petugas gereja 2 buah, susteran 2 buah, dan asrama 4 buah. Program utama dalam kegiatan gereja: Liturgi, katekese, pendalaman iman dan kitab suci, kunjungan, dan pembinaan-pembinaan.
PELUANG DAN HAMBATAN Hambatan yang ada tu antara lain keadaan ekonomi dan politik yang tra menentu sangat berpengaruh terhadap menurunnya hidup menggereja umat dalam membuat umat kurang bersatu serta saling curiga satu dengan yang lain, kurang ada persatuan di kalangan umat dorang, terutama di antara para tokoh intelektual, kesadaran hidup menggereja umat menurun, sehingga menimbulkan kesulitan untuk mencari kader gereja, termasuk pewarta muda.
PELUANG DAN HAMBATAN Hambatan yang ada tu antara lain keadaan ekonomi dan politik yang tra menentu sangat berpengaruh terhadap menurunnya hidup menggereja umat dalam membuat umat kurang bersatu serta saling curiga satu dengan yang lain, kurang ada persatuan di kalangan umat dorang, terutama di antara para tokoh intelektual, kesadaran hidup menggereja umat menurun, sehingga menimbulkan kesulitan untuk mencari kader gereja, termasuk pewarta muda.
Peluang yang ada menghimpun para tokoh intelektual untuk bersatu, melibatkan para tokoh intelektual di dalam membangun umat, membina/mempersiapkan para kader sejak dini, mengoptimalkan tenaga yang ada untuk meningkatkan pelayanan.
Syalom...
BalasHapussaya dari Australia su sdh lama tgl di sini and saya mau tanya bagaimana cara utk menghubungi teman2 mudika saya di wamena??
website sangat bagus
contact saya dengan:
l_itlay10@hotmail.com
Hubungi saja nomor ini , ketua OMK paroki kristus jaya wamena +6282145339439 atas nama Adri Huby
BalasHapus